Home Info Kampus LPPM STIKes Budi Luhur Gelar Posbindu PTM Utama

LPPM STIKes Budi Luhur Gelar Posbindu PTM Utama

119

KampusHebat.com — Peningkatan prevalensi penyakit tidak menular telah menjadi ancaman yang serius, khususnya dalam perkembangan kesehatan masyarakat. Salah satu strategi yang dikembangkan pemerintah untuk mengendalikan penyakit tidak menular ini, kemudian dikembangkan model Pengendalian Penyakit Tidak Menular (PTM) berbasis masyarakat melalui Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) PTM.

Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat (LPPM) STIKes Budi Luhur Cimahi kembali melakukan kegiatan deteksi dini dan pemantauan faktor risiko PTM Utama yang dilaksanakan secara terpadu, rutin, dan periodik bekerja sama dengan Dinas Kesehatan Kota Cimahi pada hari Jum’at lalu (15/7/22) bertempat di gedung C kampus STIKes Budi Luhur Cimahi yang diawali senam lansia dengan instruktur senam oleh mahasiswa D3 Keperawatan. Tujuan Posbindu PTM ini adalah meningkatkan peran serta civitas akademik STIKes Budi Luhur dalam pencegahan dan penemuan dini faktor risiko PTM. Sedangkan sasaran utama adalah kelompok karyawan STIKes Budi Luhur yang sehat, berisiko dan penyandang PTM.

Pelaksanaan Posbindu PTM melibatkan mahasiswa, yang dihimpun di Unit Gemareka (Gerakan Mahasiswa Relawan Kesehatan) yaitu suatu unit dibawah BEM yang  anggotanya terdiri dari 3 prodi (Prodi Pendidikan Ners, Prodi D3 Kebidanan dan Keperawatan) dan diikuti oleh seluruh civitas akademik STIKes Budi Luhur mulai dari mahasiswa, unsur pimpinan, dosen, tendik dan staf penunjang lainnya berjumlah kurang lebih 82 orang.

Pelakasanaan Posbindu PTM Utama meliputi kegiatan posbindu PTM Dasar (pemeriksaan deteksi dini faktor risiko yang dilakukan dengan wawancara terarah melalui penggunaan instrumen atau formulir untuk mengidentifikasi riwayat penyakit tidak menular dalam keluarga yang telah diderita sebelumnya, pengukuran berat badan, tinggi badan, lingkar perut, Indeks Massa Tubuh (IMT), analisa lemak tubuh, pemeriksaan tekanan darah serta penyuluhan) ditambah pemeriksaan gula darah, kolesterol total, trigliserida, pengukuran arus puncak ekspirasi (APE), konseling dan pemeriksaan IVA serta pemeriksaan klinis payudara yang dilakukan oleh Tim Posbindu PTM STIKes Budi Luhur.

Kegiatan posbindu PTM Utama ini menggunakan sistem 5 meja. Pelayanan sistem 5 meja terdiri dari :

  1. Meja 1 : Pelayanan registrasi dan administrasi, yaitu kegiatan mencatat data individu pasien sesuai buku monitoring faktor risiko PTM yang ada. Pada pelaksanaan monitoring, kondisi faktor risiko PTM harus diketahui oleh yang diperiksa maupun yang memeriksa.
  2. Meja 2 : Wawancara faktor risiko PTM
    Hal-hal yang perlu diwawancara berkaitan dengan faktor risiko PTM antara lain riwayat merokok, kebiasaan minum minuman manis, kopi dan beralkohol, kegiatan aktifitas fisik/olahraga, kebiasaan makan sayur dan buah, riwayat tekanan darah tinggi, riwayat penyakit dahulu dan keluarga yang berkaitan dengan penyakit tidak menular.
  3. Meja 3 : Pengukuran Berat Badan, Tinggi Badan, IMT, lingkar perut
    Kegiatan pengukuran berat badan, tinggi badan, Indeks Massa Tubuh (IMT), lingkar perut, sebaiknya diselenggarakan 1 bulan sekali.
  4. Meja 4 : Pemeriksaan, yaitu kegiatan memeriksa tekanan darah, kadar glukosa darah, kadar kolesterol, kadar trigliserida darah, pemeriksaan klinis payudara dan fungsi paru sederhana.
  5. Meja 5 : Konseling dan Edukasi. Kegiatan konseling dan penyuluhan, harus dilakukan setiap pelaksanaan Posbindu PTM. Hal ini penting dilakukan karena pemantauan faktor risiko kurang bermanfaat bila masyarakat tidak tahu cara mengendalikannya. Kegiatan aktifitas fisik dan atau olah raga bersama, sebaiknya tidak hanya dilakukan jika ada penyelenggaraan Posbindu PTM namun perlu dilakukan rutin setiap minggu.

Ketua LPPM STIKes Budi Luhur Cimahi Ryka Juaeriah, SST., M.Keb mengatakan didapatkan data yang terdeteksi hipertensi sebanyak 7 orang, korestrol  sebanyak 25 orang, DM  tidak ada, sedangkan untuk yang terindikasi hipertensi dianjurkan  ke sarana kesehatan  dan diberi edukasi. Apabila pada kunjungan berikutnya (setelah 3 bulan) kondisi faktor risiko yang dimiliki tidak mengalami perubahan (tetap pada kondisi buruk) atau sesuai dengan kriteria rujukan maka untuk mendapatkan penanganan yang lebih baik harus dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan dasar seperti puskesmas atau klinik swasta sesuai dengan kebutuhan dan keinginan yang bersangkutan.

Lebih lanjut Ryka menjelaskan meski telah mendapatkan pengobatan yang diperlukan, para penyandang faktor risiko PTM yang telah dirujuk tetap dianjurkan untuk melakukan pemantauan faktor risiko PTM secara rutin di posbindu PTM. Oleh karenanya melalui kegiatan Posbindu PTM, dapat sesegeranya dilakukan pencegahan faktor risiko PTM sehingga kejadian PTM di lingkungan civitas akademik STIKes Budi Luhur dapat ditekan.*Imut

Leave a Reply