
KampusHebat.com, Palembang — Kasus kekerasan fisik yang dialami perawat RS Siloam Sriwijaya, Palembang, bernama Christina Ramauli Simatupang (28), ramai diperbincangkan di media sosial, Twitter.
Bahkan, kasus ini menjadi trending topik di Twitter dengan tagar #SavePerawatIndonesia.
Salah seorang warganet dengan alamat @skidjeuwu mengatakan, sama sekali tidak menyangka ada seorang perawat yang bertugas membantu malah mendapatkan penganiayaan.
Penganiayaan dialami Christina yang dilakukan seorang orangtua pasien pada Kamis (15/4/2021) siang.
Dari sejumlah sumber, kronologis penganiayaan terhadap Christina berawal pada sekitar pukul 10.00 – 11.00 WIB, saat dia hendak melepas infus pasien karena sudah diizinkan pulang.
Pasien dimaksud adalah anak pelaku penganiayaan yang berusia dua tahun.
Menurut penuturan Nursing Development & Clinical Operations Division Head RS Siloam Sriwijaya, Benedikta Betty Bawaningtyas, pelepasan infus sudah sesuai prosedur, yakni menggunakan kapas alkohol dan selanjutnya diplester.
Namun, mungkin lantaran pasien masih berusia dua tahun dan sangat aktif, di bekas infus keluar darah karena plester terlepas.
Hal itu membuat ibu pasien panik dan berteriak. Perawat langsung merespons dengan menangani pasien dengan mengganti kapas.
Akan tetapi, tampaknya ibu pasien tidak terima dengan peristiwa tersebut dan mengadukan kepada suami (ayah pasien).
Setibanya di rumah sakit sekitar dua jam setelah peristiwa, sang ayah langsung mencari perawat yang menangani anaknya.
Dengan didampingi kepala ruangan, Christina datang ke ruang pasien bermaksud menjelaskan duduk persoalan peristiwa yang terjadi.
Belum sempat memberi penjelasan, pelaku langsung bertindak kasar dengan menampar korban dengan kepalan tangan, sehingga korban terjatuh ke lantai. Pelaku meminta korban meminta maaf dengan bersujud di lantai.
Tak hanya itu, pelaku juga menendang dan menjambak rambut korban, meskipun sudah dicegah oleh kepala ruangan perawatan.
Atas peristiwa tersebut, RS Siloam Sriwijaya mengetuk keras penganiayaan yang dilakukan terhadap perawatnya, dan melaporkannya ke Kepolisian.
Tak hanya itu, komunitas perawat juga mengutuk keras serta meminta pelaku dihukum seberat-beratnya. Penganiayaan tersebut dinilai telah mengancam keselamatan tenaga medis.
Sumber: BeritaSatu.com